Pengertian DHCP
DHCP (Dynamic Host Configuration
Protocol) adalah protokol yang berbasis arsitektur client/server yang
dipakai untuk memudahkan pengalokasianalamat IP dalam
satu jaringan. Sebuah jaringan lokal yang tidak menggunakan DHCP
harus memberikan alamat IP kepada semua komputer secara manual. Jika DHCP dipasang di
jaringan lokal, maka semua komputer yang tersambung di jaringan akan
mendapatkan alamat IP secara
otomatis dari server DHCP. Selain alamat IP, banyak
parameter jaringan yang dapat diberikan oleh DHCP, seperti default gateway dan DNS server.
Cara Kerja
Karena DHCP
merupakan sebuah protokol yang menggunakan arsitektur client/server, maka dalam DHCP terdapat dua pihak yang
terlibat, yakni DHCP
Server dan DHCP Client.
·
DHCP server merupakan sebuah mesin yang menjalankan
layanan yang dapat “menyewakan” alamat IP dan informasi TCP/IP lainnya kepada
semua klien yang memintanya. Beberapa sistem operasi jaringan seperti Windows NT Server, Windows 2000 Server, Windows Server 2003, atau GNU/Linuxmemiliki layanan seperti ini.
·
DHCP client merupakan mesin klien yang menjalankan
perangkat lunak klien DHCP yang memungkinkan mereka untuk dapat berkomunikasi
dengan DHCP Server. Sebagian besar sistem operasi klien jaringan (Windows NT Workstation, Windows 2000 Professional, Windows XP, Windows Vista, atauGNU/Linux) memiliki perangkat lunak seperti ini.
DHCP server umumnya
memiliki sekumpulan alamat yang diizinkan untuk didistribusikan kepada klien,
yang disebut sebagai DHCP
Pool. Setiap klien kemudian akan menyewa alamat IP dari DHCP Pool ini
untuk waktu yang ditentukan oleh DHCP, biasanya hingga beberapa hari. Manakala
waktu penyewaan alamat IP tersebut habis masanya, klien akan meminta kepada
server untuk memberikan alamat IP yang baru atau memperpanjangnya.
DHCP Client akan mencoba untuk mendapatkan
“penyewaan” alamat IP dari sebuah DHCP server dalam proses empat langkah
berikut:
1. DHCPDISCOVER: DHCP client akan menyebarkan request secara
broadcast untuk mencari DHCP Server yang aktif.
2. DHCPOFFER: Setelah DHCP Server mendengar broadcast
dari DHCP Client, DHCP server kemudian menawarkan sebuah alamat kepada DHCP
client.
3. DHCPREQUEST: Client meminta DCHP server untuk menyewakan
alamat IP dari salah satu alamat yang tersedia dalam DHCP Pool pada DHCP Server
yang bersangkutan.
4. DHCPACK: DHCP server akan merespons permintaan dari
klien dengan mengirimkan paket acknowledgment. Kemudian, DHCP Server akan menetapkan sebuah
alamat (dan konfigurasi TCP/IP lainnya) kepada klien, dan memperbarui
basis data database miliknya. Klien selanjutnya akan memulai proses binding dengan tumpukan protokol TCP/IP dan karena telah memiliki alamat IP,
klien pun dapat memulai komunikasi jaringan.
Empat tahap di atas
hanya berlaku bagi klien yang belum memiliki alamat. Untuk klien yang
sebelumnya pernah meminta alamat kepada DHCP
server yang sama, hanya
tahap 3 dan tahap 4 yang dilakukan, yakni tahap pembaruan alamat (address
renewal), yang jelas lebih cepat prosesnya.
Berbeda dengan
sistem DNS yang terdistribusi, DHCP bersifat stand-alone,
sehingga jika dalam sebuah jaringan terdapat beberapa DHCP server, basis data
alamat IP dalam sebuah DHCP
Server tidak akan
direplikasi ke DHCP server lainnya. Hal ini dapat menjadi masalah
jika konfigurasi antara dua DHCP
servertersebut berbenturan, karena protokol IP tidak
mengizinkan dua host memiliki alamat yang sama.
Selain dapat
menyediakan alamat dinamis kepada klien, DHCP Server juga dapat menetapkan
sebuah alamat statik kepada klien, sehingga alamat klien akan tetap dari waktu
ke waktu.
Catatan: DHCP server harus memiliki alamat IP
yang statis.
DHCP
Scope
DHCP Scope adalah alamat-alamat IP yang dapat
disewakan kepada DHCP client.
Ini juga dapat dikonfigurasikan oleh seorang administrator dengan menggunakan peralatan
konfigurasi DHCP server.
Biasanya, sebuah alamat IP disewakan dalam jangka waktu tertentu, yang disebut
sebagai DHCP Lease, yang umumnya bernilai tiga hari. Informasi mengenai DHCP
Scope dan alamat IP yang telah disewakan kemudian disimpan di dalam basis data
DHCP dalam DHCP server. Nilai alamat-alamat IP yang dapat disewakan harus
diambil dari DHCP Pool yang tersedia yang dialokasikan dalam jaringan.
Kesalahan yang sering terjadi dalam konfigurasi DHCP Server adalah kesalahan
dalam konfigurasi DHCP Scope.
DHCP
Lease
DHCP Lease adalah batas waktu penyewaan alamat IP
yang diberikan kepada DHCP client oleh DHCP Server. Umumnya, hal ini dapat
dikonfigurasikan sedemikian rupa oleh seorang administrator dengan menggunakan
beberapa peralatan konfigurasi (dalam Windows NT Server dapat menggunakan DHCP Manager atau dalam Windows 2000 ke atas dapat
menggunakan Microsoft Management Console [MMC]). DHCP Lease juga sering disebut sebagaiReservation.
DHCP
Options
DHCP Options adalah tambahan pengaturan alamat IP
yang diberikan oleh DHCP ke DHCP client. Ketika sebuah klien meminta alamat IP
kepada server, server akan memberikan paling tidak sebuah alamat IP dan alamat subnet jaringan. DHCP server juga dapat dikonfigurasikan
sedemikian rupa agar memberikan tambahan informasi kepada klien, yang tentunya
dapat dilakukan oleh seorang administrator. DHCP Options ini dapat diaplikasikan
kepada semua klien, DHCP
Scope tertentu, atau kepada
sebuah host tertentu dalam jaringan.
Dalam jaringan
berbasis Windows NT, terdapat beberapa DHCP Option yang sering
digunakan, yang dapat disusun dalam tabel berikut.
NOMOR DHCP OPTION
|
NAMA DHCP OPTION
|
APA YANG
DIKONFIGURASIKANNYA
|
003
|
Mengonfigurasikan default gateway dalam konfigurasi alamat IP.Default
gateway merujuk kepada
alamat router.
|
|
006
|
Mengonfigurasikan alamat IP untuk DNS server
|
|
015
|
DNS Domain Name
|
Mengonfigurasikan alamat IP untuk DNS
server yang menjadi “induk” dari DNS Server yang bersangkutan.
|
044
|
NetBIOS over TCP/IP Name
Server
|
Mengonfigurasikan alamat IP dari WINS Server
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar